Langsung ke konten utama

independent and dependent clause


Independent clause atau main clause dalam bahasa Indonesia dikenal  dengan nama induk/pokok.  Independent clause adalah  sekelompok kata yang  dapat  berdiri sendiri karena sudah dilengkapi dengan subjek dan kata kerja sendiri.[1]
  Contoh:
1.      Maria  goes to the library.
 S                   P
Sekelompok kata diatas disebut sebagai Independent clause  dan suda berbentuk kalimat yang sudah lengkap karena sudah terdiri dari Maria sebagai subjek dan goes  yang mrupakan kata kerja dengan kedudukan sebagai predikat. Sedangkan to the library merupakan frasa preposisi yang berfungsi sebagai keterangan.
2.      Dita is studiying in her room
S                    P
Arti kalimat diatas Dita sedang belajar dikamarnya.
3.      My mother always give me money.
S                                            P
Arti kalimat diatas ibuku selalu memberiku uang.
Dependent clause atau anak kalimat  merupakan sekelompok kata yang belum dapat berdiri sendiri sehingga harus bergantung atau dirangkaikan dengan independent clause.[2] Kelompok kata ini belum berbentuk satu kalimat lengkap sehingga menimbulkan pertanyaan kepada orang yang membaca
Contoh :
1.      Where Maria goes
Sekelompok diatas disebut sebagai dependent clause karena ia tidak dapat berdiri sendiri. Kelompok kata diatas disebut dengan noun clause (klausa nomina).  Kelompok kata di atas akan dapat memiliki makna yang utuh ketika digabungkan dengan kalimat lain.[3]

2.      When my mother was slepping
Arti dari kalimat itu belum lengkap karena saat ibu saya sedang tidur, apa yang terjadi saat itu.?
3.      I’II give you a call
Arti dari kalimat itu belum lengkap karena saya akan menelponmu.

Subordinate clause itu dapat berupa  noun clause, adjective clause, atau adverb clause. Fungsi dari  subordinate clause ini adalah sebagai tempat  adjective , adverb atau noun.
a.       Subordinate clause yang berfungsi sebagai  adjective clause.
Cirinya, mengikuti tepat dibelakan noun/noun phrase yang ada pada main clause-nya. Tujuan dari adjctive clause  ini adalah membatasi atau menggambarkan noun tersebut. Dengan kata lain  adjctive clause  itu menjadi modifer dari noun/noun phrase. adjctive clause  ini dapat pula dinamakan relative clause sebab ditandai oleh pemakaian relative pronoun, seperti : who, whom, which, dan sebagainya.
Contoh :
·         The man who is cooking for the lunch  is my father.
Adjctive clause disini menjelaskan”the man” atau kata benda yaitu who is cooking  for the lunch.
He is a man whom everyone admires.
The refle of which you speak never belonged to me.
The garden that surrounds the house is overgrown with weeds.
Pada banyak kasus, kadang-kadang relative pronoun-nya dapat dihilangkan, terutama sekali ketika adjective clause  merupakan objek dari verb atau objek dari preposition.
1.    The  man whom she married couldn’t support her.The man she  married couldn’t support her. (Relative pronoun “whom”  dihilangakan)
2.    Everybody to whom I speak to seems to agree.Everybody to speak to seems to agree. (“to whom”  dihilangkan )
3.    The picture that I showed you is a Vermeer.The picture I showed you is a Vermeer.(”that” dihilangkan )
Adjective clause  ini dapat pula menggunakan  relative adjective, seperti: Whose atau relative adverb : when, where, dan why
Contoh:
1.      A man whose life is at stake may use desperate measure.
2.      We have eight members whose  dues have not been paid.
3.      I know a place where the wild thyme grows.

b.       Subordinate Clause yang berfungsi sebagai adverb clause
adverb clause biasanya diletakkan  sebelum atau setelah main clause .
Contoh:
·         If the weather  is too unpleasant,  we’ll postpone the picnic.
Adverb clause                         main clause
 We’ll  postpone the picnic  if the weather is too unpleasant.
main clause                             Adverb clause
·         She went to the market yesterday,  after she visited her uncle’s
Adverb clause                                      main clause                

house in the town.
After she visited her uncle’s house in the town
main clause
 she went to the market yesterday.                                                                         Adverb clause                     

Adapun fungsi dari adverb clause ini terutama untuk modifier (menggambarkan atau membatasi)  verb yang di main clause. Namun, dimungkinkan pula adverb clause menggambarkan atau membatasi adjective atau adverb.
c.       Subordinate Clause yang berfungsi sebagai noun clause.[4]

Noun Clause  kebanyakan terlatak setelah verb, predicate nominative (predikat berupa noun/pronoun dan terletak setelah linking verb), atau direction object (objek langsung). Adapun fungsi dari noun clause diuraikan seperti berikut.
a)      Subjek dari verb
·         What he needs    is   a complete rest.
Subject             verb
b)      Sebagai predicate nominative
·         My feeling   is    that the boy is innocent.
    Verb               predicate
c)      Object dari verb
·         I know   what you’re thinking.
  Verb          object
d)      Objek daro preposition
·         Give it   to   whoever needs it.
  Preposition      object
e)      Sebagai appositive (keterangan tambahan)
Diperlukan kehati-hatian untuk menyikapi bentuk adjective clause yang memakai relative pronoun “that” karena dapat menimbulkan kebingungan.
Contoh:
·         The argument that he presented was not convincing.
Adjective clause
·         His final argument, that women are more inclined to violence, was not convincing
appositive
Perbedaan terletak pada penegrtian “that” di mana adjective clause I diartikan dengan “yang” sedangkan dalam noun clause berupa appositive, kata “that” diartikan dengan “bahwa”


[1] Haira Rizka, Niswatin Nurul Hidayati, Mega Bank of Grammar:Panduan Superkomplet Belajar Otodidak Materi Grammar Bahasa Inggris ,(Yogyakarta: Pustaka Baru Press,2015).hlm.131.

[2] Ibid .hlm.131.
[3] Panca Prastowo,The Master Handbook of TOELF (Yogyakarta:Laksana,2016).hlm.567-569.


[4] Panca Prastowo, Sujibto,Buku Terlengkap TOEFL (Yogyakarta:Laksana,2013) Hal.544.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syekh Abdul Qadir al-Jaelani - Jangan Bercita-cita Menjadi Kaya

Jangan Bercita – cita Menjadi Kaya Janganlah engkau bercita – cita menjadi kaya wahai orang – orang fakir, karena bisa jadi kekayaanmu menjadi sebab kebinasaanmu. Kekayaanmu bisa menjadi sebab berpalingnya engkau dari Allah SWT, kekayaanmu bisa menjadi sebab lalainya engkau terhadap Allah SWT. Dan janganlah engkau bercita – cita untuk sehat wahai orang yang sakit, boleh jadi kesehatanmu menjadi sebab kebinasaanmu. Hendaknya engkau menerima takdir yang menyertaimu, janganlah engkau meminta lebih darinya. Allah SWT memberikan apa saja kepadamu disebabkan oleh permintaanmu yang bercampur dengan kotoran dan kebencian. Hendaklah engkau meminta ampunan dan keselamatan di dunia dan di akhirat dalam doamu. Janganlah memilih – milih dan sombong terhadap Allah SWT karena itu dapat melemahkanmu. Dia bisa menghancurkanmu dan menyiksamu, maka janganlah menyombongkan kemudahan, kekuatan, dan kemudaanmu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya siksa-Nya amat pedih. Betapa celakanya engkau , lidahmu m
Tips-Tips Praktis Menulis Fiksi Kabar baik buat para calon penulis seantero jagad raya. Siapa sih yang engga pengen jadi penulis hebat macam JK. Rowling, Goethe, Shakespeare, atau yang lainnya menurut versi kalian sendiri mungkin (Sebutin di komen, yah), punya banyak penggemar, famous , keren, dan banyak uang (pasti). Memang sih, kata banyak orang, menulis itu mudah. Tapi mungkin kalian bingung, soal bagaimana sih agar cerita menjadi menarik? atau bagaimana sih membuat pembaca tidak lekas bosan? dan lain-lain. Nah, kali ini akan saya sodorkan tips-tips praktis berbagai masalah menulis fiksi yang saya dapatkan dari hasil membaca Silabus Menulis Fiksi karya Pak Edi, owner DIVA Press itu, loh! Berikut uraiannya, selamat membaca! A.     Pembukaan cerita yang menggetarkan jiwa raga sepanjang hayat Pembukaan cerita memberi peran penting terhadap kemauan pembaca untuk membaca cerita anda. Pembukaan yang membosankan akan membuat pembaca segera menutup buku dan pergi ke lain hati, seda

Positive and Negative Sentence (kalimat positif dan kalimat negatif)

A.    Teori P ositive and N egative sentence Kalimat positif adalah sebuah kali m at yang menyetujui keterjadian sesuatu baik itu di masa yang lampau,sekarang atau yang akan datang. Ciri – ciri kalimat positif yakni didalam kalimat tersebut tidak terdapat kata not (tidak) dan juga bukan be r bentuk kalimat tanya . Contoh : saya belajar bahasa inggris Kalimat negative yaitu sebuah kalimat yang menyatakan ketidaksetujuan pada suatu kejadian baik itu dimasa lampau, sekarang, ataupun masa yang akan datang. Ciri – ciri kalimat negatif yakni didalam kalimat tersebut terdapat kata not (tidak) dan juga bukan be r bentuk kalimat tanya. Contoh : saya tidak belajar bahasa inggris B.     Praktik dan Penerapan Positive and Negative Sentence 1.       Positive and Negative Sentence pada Simple Past Tense. Penerapan po s itive and negative sentence pada simple past tense . Simple past tense d igunakan untuk menyatakan suatu perbuatan , kejadian atau peristiwa ya