Langsung ke konten utama

Syekh Abdul Qadir al-Jaelani - Engkau Jangan Berpura - pura


Engkau Jangan Berpura – pura

Dalam beribadah, seorang yang bertaqwa tidak akan berpura – pura, tetapi ibadah itu sudah menjadi tabiatnya. Dengan lahir dan batinnya, dia menyembah Allah SWT tanpa berpura – pura sedikit pun. Akan tetapi dalam semua keadaan, orang munafik selalu berpura – pura. Ia beribadah hanya pada lahirnya saja, tanpa disertai batin ketika beribadah kepada Allah SWT. Orang – orang seperti itu tentu saja tidak bisa masuk surga, karena surga adalah tempat orang – orang yang bertaqwa. Setiap tempat tentu saja mempunyai syarat. Setiap amal tentu saja ada pelakunya, dan setiap kerusakan sudah barang tentu ada pelakunya. Oleh karena itu, bertaubatlah dari kemunafikanmu wahai orang – orang munafik. Kembalilah dari pelarianmu. Mengapa engkau menerima tawaran syaitan ?
Engkau melakukan shalat atau puasa hanya karena makhluk, bukan karena Al – Haq ‘Azza wa Jalla. Demikian pula ketika engkau bersedekah, zakat, dan haji. Engkau adalah orang yang “Bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas” (Q.S. Al – Ghasyiyah : 3-4). Seperti itulah keadaanmu jika tidak bertaubat dan memohon ampunan dari-Nya. Ikutilah sunnah tanpa disertai bid’ah, dan ikutilah madzhab salafush-shalih. Engkau hendaknya berjalan di atas dasar yang lurus, tanpa keraguan dan kekeliruan. Hendaknya engkau mengikuti sunnah Nabi SAW tanpa disertai kepura – puraan, rekayasa, atau memperberat diri. Sesungguhnya kemampuanmu seperti orang – orang sebelummu.
                Mengapa engkau menghafal Al – Qur’an tetapi tidak mengamalkannya ? engkau menghafal hadits tetapi tidak mengamalkannya. Mengapa engkau berbuat seperti itu ? Engkau mencegah manusia tetapi tidak meninggalkannya, dan engkau memerintahkan manusia tetapi tidak mengamalkannya. Apakah engkau tidak mendengar firman Allah SWT, “sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa – apa yang tidak kamu kerjakan” (Q.S. Ash – Shaff : 3).
                Engkau mengatakan sesuatu tetapi kemudian engkau mengingkarinya tanpa rasa malu. Engkau mengaku beriman, padahal tidak beriman ? orang yang beriman adalah orang yang pemurah terhadap apa yang ia miliki. Pemurah itu bukan untuk tujuan nafsu, tetapi karena Allah SWT. Jika seseorang meninggalkan pintu Allah SWT, maka orang seperti itu akan duduk di pintu – pintu makhluk. Orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, ia akan menutup pintu – pintu Allah di depan-Nya dan memutus pemberian mereka dari-Nya. Terhadap orang seperti itu, Allah akan menegakkannya dari tidak ada sesuatu menjadi ada sesuatu. Celaka, pada pagi hari musim penghujan engkau suka duduk – duduk, padahal tidak lama lagi akan datang kemarau panjang dan air pun akan habis sehingga matilah engkau. Engkau akan kaya, mulia, dan makmur jika engkau bersama Allah SWT. Semua ini akan diraih dengan semangat dan kerja keras, tidak bisa datang dengan bersantai – santai.
                Jadikanlah diam itu sebagai perangaimu, wahai Ghulam, tidak ingin dikenal sebagai pakaianmu, dan lari dari makhluk sebagai tujuanmu. Lakukanlah jika engkau memang mampu membuat lubang di bumi sebagai tempat persembunyianmu. Jadikanlah semua kebaikan itu menjadi perangaimu agar imanmu meningkat, langkah keyakinanmu menjadi mantap, sayap  kebenaranmu mengeluarkan bulu, dan mata hatimu terbuka lebar. Naiklah engkau ke bumi rumahmu kemudian terbang ke udara ilmu Allah SWT. Lindungilah barat dan timur, lautan dan daratan, bahkan gunung dan pantai. Engkau melindungi langit dan bumi, engkau bersama dalil yang menemani. Barulah lidahmu berbicara pada saat itu. Dalam keadaan seperti itu, lepaskanlah pakaian tidak ingin dikenal, dan tinggalkanlah lari dari makhluk. Keluarlah engkau dari persembunyianmu dan temuilah mereka. Sekarang, semua itu tidak akan membahayakan lagi bagi dirimu. Engkau janganlah memperdulikan jumlah mereka yang sedikit atau banyak. Janganlah pedulikan pula jika mereka menerima atau berpaling, memuji atau memaki. Engkau akan menemukan bahwa engkau bersama Tuhanmu di mana saja engkau berada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syekh Abdul Qadir al-Jaelani - Jangan Bercita-cita Menjadi Kaya

Jangan Bercita – cita Menjadi Kaya Janganlah engkau bercita – cita menjadi kaya wahai orang – orang fakir, karena bisa jadi kekayaanmu menjadi sebab kebinasaanmu. Kekayaanmu bisa menjadi sebab berpalingnya engkau dari Allah SWT, kekayaanmu bisa menjadi sebab lalainya engkau terhadap Allah SWT. Dan janganlah engkau bercita – cita untuk sehat wahai orang yang sakit, boleh jadi kesehatanmu menjadi sebab kebinasaanmu. Hendaknya engkau menerima takdir yang menyertaimu, janganlah engkau meminta lebih darinya. Allah SWT memberikan apa saja kepadamu disebabkan oleh permintaanmu yang bercampur dengan kotoran dan kebencian. Hendaklah engkau meminta ampunan dan keselamatan di dunia dan di akhirat dalam doamu. Janganlah memilih – milih dan sombong terhadap Allah SWT karena itu dapat melemahkanmu. Dia bisa menghancurkanmu dan menyiksamu, maka janganlah menyombongkan kemudahan, kekuatan, dan kemudaanmu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya siksa-Nya amat pedih. Betapa celakanya engkau , lidahmu m
Tips-Tips Praktis Menulis Fiksi Kabar baik buat para calon penulis seantero jagad raya. Siapa sih yang engga pengen jadi penulis hebat macam JK. Rowling, Goethe, Shakespeare, atau yang lainnya menurut versi kalian sendiri mungkin (Sebutin di komen, yah), punya banyak penggemar, famous , keren, dan banyak uang (pasti). Memang sih, kata banyak orang, menulis itu mudah. Tapi mungkin kalian bingung, soal bagaimana sih agar cerita menjadi menarik? atau bagaimana sih membuat pembaca tidak lekas bosan? dan lain-lain. Nah, kali ini akan saya sodorkan tips-tips praktis berbagai masalah menulis fiksi yang saya dapatkan dari hasil membaca Silabus Menulis Fiksi karya Pak Edi, owner DIVA Press itu, loh! Berikut uraiannya, selamat membaca! A.     Pembukaan cerita yang menggetarkan jiwa raga sepanjang hayat Pembukaan cerita memberi peran penting terhadap kemauan pembaca untuk membaca cerita anda. Pembukaan yang membosankan akan membuat pembaca segera menutup buku dan pergi ke lain hati, seda

Positive and Negative Sentence (kalimat positif dan kalimat negatif)

A.    Teori P ositive and N egative sentence Kalimat positif adalah sebuah kali m at yang menyetujui keterjadian sesuatu baik itu di masa yang lampau,sekarang atau yang akan datang. Ciri – ciri kalimat positif yakni didalam kalimat tersebut tidak terdapat kata not (tidak) dan juga bukan be r bentuk kalimat tanya . Contoh : saya belajar bahasa inggris Kalimat negative yaitu sebuah kalimat yang menyatakan ketidaksetujuan pada suatu kejadian baik itu dimasa lampau, sekarang, ataupun masa yang akan datang. Ciri – ciri kalimat negatif yakni didalam kalimat tersebut terdapat kata not (tidak) dan juga bukan be r bentuk kalimat tanya. Contoh : saya tidak belajar bahasa inggris B.     Praktik dan Penerapan Positive and Negative Sentence 1.       Positive and Negative Sentence pada Simple Past Tense. Penerapan po s itive and negative sentence pada simple past tense . Simple past tense d igunakan untuk menyatakan suatu perbuatan , kejadian atau peristiwa ya