Engkau
Jangan Berpura – pura
Dalam
beribadah, seorang yang bertaqwa tidak akan berpura – pura, tetapi ibadah itu
sudah menjadi tabiatnya. Dengan lahir dan batinnya, dia menyembah Allah SWT
tanpa berpura – pura sedikit pun. Akan tetapi dalam semua keadaan, orang
munafik selalu berpura – pura. Ia beribadah hanya pada lahirnya saja, tanpa
disertai batin ketika beribadah kepada Allah SWT. Orang – orang seperti itu
tentu saja tidak bisa masuk surga, karena surga adalah tempat orang – orang
yang bertaqwa. Setiap tempat tentu saja mempunyai syarat. Setiap amal tentu
saja ada pelakunya, dan setiap kerusakan sudah barang tentu ada pelakunya. Oleh
karena itu, bertaubatlah dari kemunafikanmu wahai orang – orang munafik.
Kembalilah dari pelarianmu. Mengapa engkau menerima tawaran syaitan ?
Engkau melakukan shalat atau puasa hanya karena makhluk,
bukan karena Al – Haq ‘Azza wa Jalla. Demikian pula ketika engkau
bersedekah, zakat, dan haji. Engkau adalah orang yang “Bekerja keras lagi
kepayahan, memasuki api yang sangat panas” (Q.S. Al – Ghasyiyah : 3-4).
Seperti itulah keadaanmu jika tidak bertaubat dan memohon ampunan dari-Nya.
Ikutilah sunnah tanpa disertai bid’ah, dan ikutilah madzhab salafush-shalih.
Engkau hendaknya berjalan di atas dasar yang lurus, tanpa keraguan dan
kekeliruan. Hendaknya engkau mengikuti sunnah Nabi SAW tanpa disertai kepura –
puraan, rekayasa, atau memperberat diri. Sesungguhnya kemampuanmu seperti orang
– orang sebelummu.
Mengapa engkau
menghafal Al – Qur’an tetapi tidak mengamalkannya ? engkau menghafal hadits
tetapi tidak mengamalkannya. Mengapa engkau berbuat seperti itu ? Engkau
mencegah manusia tetapi tidak meninggalkannya, dan engkau memerintahkan manusia
tetapi tidak mengamalkannya. Apakah engkau tidak mendengar firman Allah SWT, “sangatlah
dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa – apa yang tidak kamu kerjakan”
(Q.S. Ash – Shaff : 3).
Engkau mengatakan
sesuatu tetapi kemudian engkau mengingkarinya tanpa rasa malu. Engkau mengaku
beriman, padahal tidak beriman ? orang yang beriman adalah orang yang pemurah
terhadap apa yang ia miliki. Pemurah itu bukan untuk tujuan nafsu, tetapi
karena Allah SWT. Jika seseorang meninggalkan pintu Allah SWT, maka orang
seperti itu akan duduk di pintu – pintu makhluk. Orang yang dikehendaki kebaikan
oleh Allah, ia akan menutup pintu – pintu Allah di depan-Nya dan memutus
pemberian mereka dari-Nya. Terhadap orang seperti itu, Allah akan menegakkannya
dari tidak ada sesuatu menjadi ada sesuatu. Celaka, pada pagi hari musim
penghujan engkau suka duduk – duduk, padahal tidak lama lagi akan datang
kemarau panjang dan air pun akan habis sehingga matilah engkau. Engkau akan
kaya, mulia, dan makmur jika engkau bersama Allah SWT. Semua ini akan diraih
dengan semangat dan kerja keras, tidak bisa datang dengan bersantai – santai.
Jadikanlah diam itu
sebagai perangaimu, wahai Ghulam, tidak ingin dikenal sebagai pakaianmu, dan
lari dari makhluk sebagai tujuanmu. Lakukanlah jika engkau memang mampu membuat
lubang di bumi sebagai tempat persembunyianmu. Jadikanlah semua kebaikan itu menjadi
perangaimu agar imanmu meningkat, langkah keyakinanmu menjadi mantap,
sayap kebenaranmu mengeluarkan bulu, dan
mata hatimu terbuka lebar. Naiklah engkau ke bumi rumahmu kemudian terbang ke
udara ilmu Allah SWT. Lindungilah barat dan timur, lautan dan daratan, bahkan
gunung dan pantai. Engkau melindungi langit dan bumi, engkau bersama dalil yang
menemani. Barulah lidahmu berbicara pada saat itu. Dalam keadaan seperti itu,
lepaskanlah pakaian tidak ingin dikenal, dan tinggalkanlah lari dari makhluk. Keluarlah
engkau dari persembunyianmu dan temuilah mereka. Sekarang, semua itu tidak akan
membahayakan lagi bagi dirimu. Engkau janganlah memperdulikan jumlah mereka
yang sedikit atau banyak. Janganlah pedulikan pula jika mereka menerima atau
berpaling, memuji atau memaki. Engkau akan menemukan bahwa engkau bersama
Tuhanmu di mana saja engkau berada.
Komentar
Posting Komentar